Terima GPAP, Kastaf Tandaskan Indonesia Berkomitmen Tangani Sampah Plastik di Laut


NEWSDAILY.ID Jakarta -- Sebagai bentuk nyata dukungan terhadap penanganan sampah plastik di tingkat regional dan internasional, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko SIP menerima audiensi Global Plastic Action Partnership (GPAP) dari World Economic Forum (WEF) pada Kamis (25/7/2019) di Bina Graha, Jakarta.

Kristin Hughes, Direktur GPAP yang juga merangkap anggota Komite Eksekutif pada World Economic Forum menyampaikan, Indonesia merupakan negara pertama yang bergabung pada forum ini.

“Indonesia akan menjadi model dalam pelaksanaan ini dan kami juga mengajak private sector  untuk bergabung. Ini adalah kesempatan yang bagus bagi Indonesia untuk menangani isu polusi plastik,” ungkap Kristin.

Sementara itu Moeldoko menjelaskan, pada pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) Januari 2019 lalu di Davos, Indonesia telah menawarkan diri untuk berpartisipasi dan memberikan komitmen dalam penanganan sampah plastik terutama di laut.

Langkah tersebut diperkuat oleh Perpres No. 83 Tahun 2018 tentang penanganan sampah di laut bahwa pemerintah telah menetapkan target penurunan sampah sebesar 70%. 

Kantor Staf Presiden membantu memonitor, mengkoordinasi yang mungkin akan stagnan dan menjembatani bila ada masalah dalam koordinasi.

Dalam pertemuan itu, Moeldoko ingin agar berbagai pengalaman pengelolaan sampah di negara lain bisa disampaikan ke masyarakat di Indonesia, sehingga mereka punya kesadaran akan besaran masalah tersebut di masa mendatang.

Kastaf berharap bila memungkinkan model pengelolaan sampah tersebut bisa dibawa ke Indonesia.

“Selain itu, saya ingin para pemimpin daerah untuk mempunyai tanggung jawab yang sama terkait isu ini, kita akan monitor apakah mereka sudah mempunyai peraturan daerah untuk pengelolaan sampah ini,” tandasnya.

Hadir dalam pertemuan tersebut Konsultan GPAP di Indonesia, Systemiq yang diwakili oleh Ben Dixon dan William. 

Menurut Ben, program penanganan sampah sudah dilaksanakan dengan skala kecil di daerah, misalnya di Muncar, Banyuwangi.

Dari pengalaman penanganan sampah di Muncar, didapat temuan, tidak adanya mekanisme pengelolaan sampah. 

Systemiq sudah bekerja sama dengan aparat daerah dan mengajak organisasi wanita dan masyarakat setempat, di mana saat ini sudah 30.000 orang menjadi anggota pada program pengelolaan sampah. 

“Dampak nyata yang didapatkan adalah penurunan penyakit epidemi, seperti diare,” ujar Ben.

Secara eksplisit Kepala Staf juga menyatakan dukungan atas program ini dan meminta kementerian terkait seperti KLHK dan KKP juga dilibatkan selain Kemenko Maritim sebagai mitra utama.

Subscribe to receive free email updates: