Pelarian Pelaku Curas Ini Terhenti Usai Dilumpuhkan Petugas


NEWSDAILY.ID MakassarTim Opsnal Polsek Tamalanrea berhasil meringkus pelaku curas yang meresahkan warga kota Makassar, Minggu (2/6/19).Pelaku berinisial EG (19) warga Kampung Parang Kecamatan Tamalanrea.

Pelaku Diringkus bermula tim opsnal mendapat informasi adanya penyalaguaan narkotika, tim opsnal pun mendatangi tempat yang dimaksud di Blok AB BTP Makassar. Setiba di TKP, tim yang dipimpin oleh Panit II Reskrim Polsek Tamalanrea Aiptu H. ABD. HARIS melakukan penangkapan terhadap AG.

“Sebelum diamankan pelaku sempat melarikan diri ke arah persawahan, sehingga anggota melakukan pengejaran dan berhasil mengamankan AG,” ungkap Kasubbag Humas Polrestabes Makassar AKP Alex Dareda.

Saat diamankan petugas, AG teridentifikasi juga merupakan DPO pelaku curas Ditreskrimum Polda Sulsel, Polres Gowa, Polsek Tamalanrea, serta Polsek Panakukang.

Tim opsnal kemudian melakukan pengembangan kasus dengan melakukan pencarian barang bukti pelaku, namun pelaku berusaha melarikan diri serta tidak mengindahkan tembakan peringatan petugas.

Terpaksa tim memberikan tindakan tegas terukur dengan melakukan tembakan melumpuhkan yang mengenai kaki kanan pelaku. Selanjutnya pelaku dibawah ke rumah sakit Bhayangkara Makassar untuk mendapatkan pertolongan medis.

Kasubbag Humas Polrestabes Makassar AKP Alex Dareda mengatakan, ada 11 TKP pengakuan AG melakukan curas, diantaranya merampas HP korban di pintu unhas, pintu gerbang BTB, di depan kompleks NTI. Selain itu AG pernah melakukan curanmor di Manggarupi Wilayah Hukum Polres GOWA.

“AG merupakan tersangka curas yang telah lama menjadi DPO Polres Gowa, Polsek Tamalanrea, serta Polsek Panakukang, sudah berulang kali dilakukan pengejaran namun yang bersangkutan berhasil meloloskan diri,” ucap AKP Alex.

Selanjutnya AG bersama barang bukti berupa HP diamankan di Polsek Tamalanrea untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

Pengamat Sosial khusus masalah kemiskinan dari Universitas Indonesia, Priadi Permadi mengatakan, fenomena pelaku aksi curas atau begal yang terjadi pada sejumlah kota besar di Indonesia merupakan bentuk kejahatan kriminal yang sejajar dengan masalah ekonomi. Kesenjangan sosial dan kesulitan hidup yang terjadi menjadi salah satu faktor pemicu kejahatan pelaku pembegalan di jalanan.

Pemicu lainnya kemudian ditambah dengan tidak adanya pemerataan lapangan kerja membuat masyarakat terutama pemuda dengan pendidikan rendah semakin sulit untuk mencari penghasilan. Untuk itu, masalah inilah yang utamanya perlu diatasi.

Tak hanya itu, menurut Priadi, faktor kriminal itu juga didorong dengan adanya iklan maupun film di televisi yang menunjukkan hidup bergelimangan harta. Akibatnya, orang pun akan menggunakan segala cara agar bisa menjadi seperti itu.

Selain itu, faktor penegakan hukum pun tak luput dari perannya dalam meningkatkan jumlah kriminalitas. Dengan jumlah aparat kepolisian yang kurang, ditambah faktor ekonomi para penegak hukum tersebut, menjadi faktor lainnya kriminalitas seperti pembegalan meningkat.

“Seharusnya penegak hukum pun memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku kriminal tersebut. Jangan sampai kasus anak jalanan yang kemudian ditangkap dan bebas setelah ditebus menjadi salah satu faktor membuat anak jalanan tersebut berani melakukan kriminalitas lebih tinggi,” ucapnya.

Solusi yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak-anak dalam masalah seperti ini terutama orang tua dan pemerintah. Para orangtua seharusnya bersikap ekstra hati-hati dan memantau secara rutin setiap tahap perkembangan anaknya. Lalu pemerintah harus bekerja lebih maksimal lagi dalam mensejahterakan rakyatnya.

Misalnya, meringankan biaya pendidikan agar anak-anak memiliki ilmu dan skill yang bisa digunakan untuk meringankan beban orang tua mereka. Lalu memberikan dana/uang jatah bulanan kepada warga miskin. Membatasi jumlah penduduk tiap tiap pulau, sehingga tidak ada pertumbuhan yang terlalu tinggi di salah satu pulau/ pemindahan orang–orang ke pulau lain.

Subscribe to receive free email updates: